Banyak hal yang bisa terjadi pada anak anda apakah kondisinya, tingkah lakunya, atau sikapnya yang membuat orang berfikiran negatif terhadapa anak anda jangan hiraukan kata mereka karena pemahaman orang bisa berbeda-beda. Yang sudah dianggap “benar” pun ternyata belum tentu benar.
Anak gemuk berarti sehat
Sering terjadi ibu-ibu yang masuk ke kamar praktik Dr. Luciana B. Sutanto MS. SpGK. mengeluh, “Dok, anak saya tidak mau makan.” Padahal, anaknya sudah tampak bulat. Menurut Dr. Luciana, masih banyak kaum ibu yang paling suka kalau anaknya gemuk. Gemuk atau kurus memang dapat bersifat subyektif sehingga yang aman adalah taat mengikuti petunjuk pola peningkatan tinggi dan berat badan. Anak kegemukan bisa berakibat macam-macam. ia tidak akan lincah bergerak. Barangkali ia juga akan diolok-olok kawannya. Lagi pula anak gemuk cenderung lebih sering berkeringat yang akan mengakibatkan tumbuh jamur pada lipatan-lipatan di tubuhnya. Yang paling aman adalah orang tua belajar memberikan gizi yang baik kepada anak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan makannya.
Susu murni itu menyehatkan
Sebetulnya yang dimaksud di sini adalah susu sapi murni. Tentu saja baik untuk bayi sapi tapi tidak untuk bayi manusia. Susu sapi kandungan kalorinya tinggi supaya anak sapi lekas tumbuh besar. Komponennya berbeda dari ASI. Susu sapi lebih sulit diserap oleh bayi manusia sehingga dapat menyebabkan diare. Beda dengan susu sapi yang sudah dikemas dan beredar dipasaran, biasanya sudah dimodifikasi agar makin menyerupai susu ASI. Jadi tidak tepat kalau dikatakan susu sapi murni itu pasti akan baik bagi bayi. Kalau diberikan kepada bayi, akibat terburuk yang dapat terjadi adalah bayi bisa terkena alergi, kegemukan, atau ya itu tadi, diare.
Telur itu bergizi, jadi anak harus banyak makan telur
Dr. Luciana menceritakan, ada ibu yang datang ke kamar praktiknya membanggakan bahwa anaknya demikian menyukai telur sampai bisa menghabiskan 10 butir dalam sehari. Telur itu sumber protein yang mendekati sempurna namun tidak berarti kita harus mengasupnya banyak-banyak. Soalnya, dalam sebutir telur yang besar kandungan 95 kalori, 10 g protein dan 6 g lemak. Pertimbangkan dulu kebutuhan gizi anak yang tergantung pada usia dan aktivitasnya. Kalau dalam sehari sampai mengonsumsi 10 butir, kalori dari telur saja sudah 950 kalori. Belum dari sumber makanan yang lain. Seyogyanya makanan untuk anak dipilihkan yang bergizi seimbang dari pelbagai sumber bahan makanan.
Dr. Luciana yang berbicara dalam acara talkshow “Sehat Bersama Menu Sehat” di Radio Sonora FM 92,0 Jakarta 2 maret 2007 itu menitip pesan: berikan ASI ekskulsif selama 6 bulan, ikuti dengan sabar perkembangan kemampuan makan anak dan bekali diri dengan pengetahuan gizi yang baik. Niscaya anak-anak anda akan tumbuh sehat dan cerdas.