Semua bentuk vitamin B6 mudah larut di dalam air sehingga mudah diserap ke dalam mukosa usus dan dialirkan lebih lanjut melalui Venae portae. Vitamin ini tidak banyak ditimbun didalam jaringan, tetapi terdapat tersebar.
Toksisitas vitamin B6 sangat rendah, sehingga dapat diberikan megadosis setinggi 1000 mg/kg berat badan tanpa efek negative. Namun demikian, megadosis tersebut diatas diberikan kepada binatang percobaan tikus, kelinci dan anjing menimbulkan gejala-gejala.
Mula-mula terjadi gangguan koordinasi dan refleks tegak badan. Selanjutnya setelah 2-3 hari terjadi konvulsi toksik dan dapat terjadi kematian setelah didahului oleh paralysis, bila dosis dinaikkan menjadi 2000-6000 mg/kg berat badan.
Dosis pyridoxine jangka panjang pada tikus sebesar 25 mg/kg berat badan, pada anjing 20 mg/kg berat badan dan pada monyet 10 mg/kg berat badan tidak menimbulkan kelainan-kelainan didalam jaringan tubuh.
Pada subjek percobaan manusia, dosis sebesar 50-200 mg pyridoxine sehari untuk beberapa bulan terus-menerus tidak memperlihatkan gejala-gejala kelainan.
Terdapat dua kelompok ikatan organic yang merupakan antivitamin bagi vitamin B6; satu kelompok merupakan derivate pyridoxine, dan satu kelompok lagi mempunyai berbagai struktur molekuler yang dapat mengikat vitamin B6, sehingga vitamin ini kehilangan aktivitasnya.
Kebutuhan akan pyridoxine
Kebutuhan akan pyridoxine diperkirakan dari penelitian dan percobaan mempergunakan binatang percobaan, dan dianggap 1,5 mg pyridoxine sehari sudah mencukupi.
Di Indonesia belum pernah dilaporkan kasus defisiensi pyridoxine yang tegas, mungkin karena selalu terpenuhi didalam hidangan rata-rata di Indonesia. Didalam daftar RDA untuk Indonesia, tidak tercantum nilai untuk kebutuhan vitamin ini.