Alasan Penting Dibalik Larangan Mengkonsumsi Gula Rafinasi

Alasan Penting dibalik Larangan Mengkonsumsi Gula RafinasiApa itu gula rafinasi? Jangan Anda mengira bahwa gula pasir itu semuanya sama. Jika biasa Anda melihat gula pasir yang memiliki warna keemasan dan warna yang terlihat putih itulah yang akan kita bahs pada kesempatan ini. Gula rafinasi kurang baik disebabkan gula rafinasi kehilangan molases pada saat proses pemurnian. Molases adalah suatu zat didalam tebu yang berwarna gelap, jadi ketika bit atau tebu diproses dan diolah menjadi gula rafinasi melalui proses pemurnian yang tinggi, maka molases akan menghilang dan menyebabkan warna gula rafinasi menjadi putih seperti kristal.

Walapun rasa gula rafinasi itu enak, tapi semua kalori yang terkandung ialah kalori yang “kosong”! Gula rafinasi memberi Anda asupan energi secara tiba-tiba, tapi tanpa manfaat yang baik untuk tubuh Anda, seperti vitamin dan mineral.


Proses Pengolahan Gula Rafinasi
Dengan rumitnya tahapan-tahapan pengolahan ini, gula rafinasi mempunyai kualitas kemurnian yang tinggi. Namun walaupun gula rafinasi memiliki kualitas kemurnian yang tinggi, gula ini juga mempunyai beberapa bahaya jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus.


Bahaya-bahaya tersebut diantaranya adalah:
1. Menghanyutkan berbagai jenis vitamin dan mineral
Gula rafinasi tidak memberikan apa-apa karena gula ini tidak memiliki kalori. Gula rafinasi kehilangan mineral alami yang biasanya terdapat pada gula bit atau tebu. Tidak ada yang tertinggal dari gula rafinasi kecuali karbohidrat. Metabolisme karbohidrat yang tidak sempurna mulai menghasilkan asam piruvat yang mulai menumpuk di otak dan bagian lain dari sistem saraf pusat dan sel darah merah.

 
BACA:  Cara Menentukan Kadar Abu Dari Sampel Bahan Makanan

Metabolit beracun ini bisa mengganggu proses respirasi sel karena pasokan oksigen terhenti, sel-sel tersebut mulai mati. Selain itu, gula rafinasi dapat menguras dan menghanyutkan vitamin serta mineral lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti sodium, kalium, magnesium dan kalsium.

2. Timbulnya gangguan-gangguan pada proses pembentukan tulang
Gangguan ini seperti penyakit Osteoporosis dan Athritis. Jika gula rafinasi dikonsumsi secara terus menerus maka akan menimbulkan penyakit osteoporosis, athtritis ataupun raw nerves karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya gula rafinasi dapat menguras dan menghanyutkan vitamin dan mineral, salah satunya adalah mineral kalsium. Kalsium berfungsi sebagai pembentukan tulang, ketika mineral kalsium tidak dapat diserap oleh tubuh maka akan terjadi pengeroposan tulang.

3. Menimbulkan terjadinya Hipoglikemia dan Hiperglikemia
Hipoglikemia Terjadinya suatu keadaan yang menyebabkan gula darah menjadi sangat rendah atau biasa disebut dengan Hipoglikemia karena pankreas mengeluarkan insulin terlalu banyak atau melebihi batas normal sehingga dapat menurunkan kadar gula dari darah tersebut. Namun, konsumsi gula rafinasi secara berlebih juga dapat menyebabkan terjadinya Hiperglikemia.

Hiperglikemia adalah suatu keadaan dimana gula darah berada pada kisaran diatas atau melebihi batas normal. Hal ini terjadi dikarenakan hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas mengalami kekurangan yang dapat meningkatkan kadar gula darah menjadi tinggi.

BACA:  Sagu Sebagai Sumber Makanan

4. Menyebabkan timbulnya penyakit Diabetes Mellitus (DM)
Walaupun gula rafinasi memiliki kemurnian yang sangat tinggi, tetap saja gula ini memiliki kandungan gula yang berlebih. Semua jenis gula termasuk gula rafinasi dapat menyebabkan timbulnya penyakit Diabetes Mellitus atau Kencing Manis. Penyakit Diabetes Mellitus timbul karena ketidakseimbangan jumlah hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas dalam tubuh.

5. Meningkatkan proses glikasi atau penuaan pada kulit
Glikasi adalah keadaan ketika molekul gula darah diserap kedalam aliran darah selama proses pencernaan dan membuat mantel atau pelindung molekul protein pada kulit. Terjadinya penuaan pada kulit merupakan proses alami dari glikasi, sehingga semakin banyak gula rafinasi yang dikonsumsi maka akan mempercepat atau memperbanyak proses glikasi. Hal ini membuat kulit mengalami perubahan warna menjadi kurang cerah dan memicu keriput muncul lebih cepat. Glikasi memengaruhi molekul protein yang membentuk kolagen dan elastisitas pada kulit.

6. Menurunnya sistem imunitas pada tubuh
Mengkonsumsi gula ini juga menyebabkan akumulasi bakteri jahat dan jamur, yang mulai berkembang biak didalam sistem pencernaan, dapat mengganggu fungsi sel darah putih sehingga menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit. Jika sistem imun menurun maka ada baiknya mengkonsumsi vitamin untuk daya tahan tubuh

BACA:  Manfaat Minum Milo Tiap Hari

7. Kegemukan atau obesitas
Tubuh memiliki kapasitas terbatas untuk menyimpan karbohidrat, tetapi bisa dengan mudah mengubah karbohidrat berlebih ini melalui insulin menjadi lemak tubuh, yang berarti semakin berlebihan karbohidrat yang dikonsumsi maka semakin banyak lemak tubuh yang akan disimpan atau menumpuk. Hal ini aka berakibat kepada kegemukan atau obesitas.

8. Memicu terjadinya kanker
Bagi mereka yang sedang berjuang melawan kanker, cara yang cukup efektif untuk mengurangi asupan gula adalah dengan berhenti mengonsumsi semua jenis makanan yang sarat gula rafinasi. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat diketahui bahwa gula rafinasi dapat memicu terjadinya kanker karena adanya peningkatan kadar insulin sehingga terjadi perubahan dari sel sehat menjadi sel kanker.

Demikian beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan jika terlalu banyak mengkonsumsi gula rafinasi. Gula rafinasi dianggap berbahaya bagi kesehatan tubuh dibandingkan dengan gula pasir biasa, karena gula rafinasi biasanya dipakai untuk skala industri bukan untuk skala rumah tangga.

Dengan mengurangi, membatasi atau bahkan berhenti mengkonsumsi gula rafinasi, maka kemungkinan terserang beberapa penyakit seperti yang telah dijelaskan diatas akan semakin kecil. Jadi, biasakan diri anda mulai dari sekarang untuk mengurangi konsumsi gula berlebih agar tercipta kesehatan tubuh yang lebih optimal.