Klaim susu formula sering kebesaran. Direktur Penilai Keamanan Pangan BPOM, Tati Amal, mengatakan pihaknya telah melakukan pengawasan terhadap 609 iklan . Sebanyak 21 terbukti melanggar. Antara lain menggunakan bayi sebagai model iklan. “Mereka juga mengklaim manfaat susu formulanya terlalu berlebihan, seperti dapat mencerdaskan otak. Ini adalah pelanggaran. Bagaimana pun, ASI eksklusif lebih baik daripada susu formula,” kata Tati Amal Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, air susu ibu (ASI) mengadung zat-zat yang menunjang kecerdasan bayi yang tak dapat dibandingkandengan susu formula. Itulah sebabnya, intelligent quotient (IQ) anak yang diberi ASI melejit melampaui anak-anak yang hanya diberi susu formula.
Pada usia 18 bulan, bayi yang diberi ASI memiliki IQ 4,3 poin lebih tinggi disbanding anak yang tak diberi ASI. Pada usia tiga tahun, makin jauh, yaitu 4-6 poin. Pada usia delapan tahun, jaraknya mencapai 8,3 poin. Saat ini terdapat 11 produsen susu formula di Indonesia. Mereka memasarkan dua jenis susu formula, yaitu susu formula untuk bayi di bawah enam bulan, dan susu formula lanjutan untuk bayi di atas satu tahun. “Untuk susu formula bagi bayi di bawah enam bulan, sama sekali tak boleh diiklankan, agar masyarakat lebih memilih memberi ASI daripada susu formula. Sedangkan susu formula lanjutan bebas untuk diiklankan. Pelanggaran paling banyak terjadi pada produk susu formula lanjutan,” kata Tati. Direktur rumah sakit umum daerah (RSUD) Cengkareng, dr Nur Abadi, menduga ibu-ibu yang menyusui anaknya saat ini mengalami penurunan. “Indikasinya, jumlah kunjungan bayi ke RS meningkat dibanding sebelumnya,” kata, kemarin.
Berdasarkan data dari RSUD Cengkareng, pada Mei 2010, tercatat 82 bayi mengalami diare dengan tingkat akut. Bulan Juni jadi 85 bayi, Juli 90 bayi. Nur Abadi mengatakan, diare itu sebenarnya bisa dicegah dengan pemberian ASI. Jika ASI tak diberikan, dia mengatakan kekebalan anak akan menurun dan mudah terserang diare. Kebanyakan ibu-ibu muda, kata Nur Abadi, memberi susu botolan sebagai pengganti ASI. Celakanya, susu ini pun sering ditambah cairan lain, seperti air tajin. “Ini menjadi proses awal bayi kurang gizi,” katanya. Air untuk menyeduh susu itu pun, kerap tercermar dan tak layak konsumsi. “Banyak dari mereka juga menggunakan air dispenser. Padahal, air dispenser sebaiknya tidak digunakan sebab hanya setengah mendidih, sehingga bakteri dan kuman belum mati,” katanya. Nur Abadi pun mengimbau para ibu memberikan ASI kepada bayinya. Selain merupakanmakanan terbaik yang telah dilengkapi sejumlah antibodi. Nur mengatakan memberikan ASI juga mencegah ibu terkena kanker payudara. “Kebanyakan penderita kanker terjadi pada ibu yang tidak menyusui,” katanya.
Kementerian Kesehatan telah menyetop kerja sama sponsor dengan perusahaan makanan pelengkap air susu ibu (MPASI). Sebagai gantinya, kerja sama akan dilakukan dengan lembaga-lembaga nirlaba nasional maupun internasional, seperti WHO, Unicef. “Sesuai imbauan Menkes Endang, mulai tahun ini kita stop [kerja sama sponsor dengan perusahaan susu formula],” kata Sekjen Kementerian Kesehatan, Ratna Rosita. Sebelumnya, terdapat beberapa kegiatan yang disponsori perusahaan MPASI. Salah satunya, Hari Kesehatan Nasional yang didanai PT Sari Husada yang memproduksi beberapa susu formula dan bubur bayi. Kegiatan lainnya juga pernah memakai PT Nestle sebagai donatur kegiatan.