Masyarakat yang telah biasa menanam singkong telah mengetahui bagaimana mengolahnya agar dapat bertahan lama dan terbebas dari bahaya keracunan.
Cara pengawetan yang utama ialah dengan dibuat gablek ( cassava chips ). Umbi singkong dipotong tipis-tipis dan dijemur dipanas matahari. Jenis singkong yang lebih beracun ( singkong pahit ) setelah dipototng-potong, direndam didalam air mengalir beberapa lama untuk menghilangkan racunnya, kemudian dijemur jadi gaplek. Dalam proses ini terjadi sedikit proses fermentasi oleh jasad renik yang mengkontaminasinya, sehingga didaerah pemrosesan singkong ini terdapat bau yang khas.
Singkong dapat pula diparut dan diekstrasi tepungnya ( amylum ) menjadi hasil olahan yang disebut tapioca. Ampasnya dibentuk dibentuk bulatan-bulatan kecil dan dijemur dipanas matahari, menjadi apa yang disebut OYEK. Oyek ini pun dapat dijadikan bahan konsumsi darurat pada kondisi paceklik, ditanak seperti nasi.
Baik tapioca maupun gaplek merupakan komoditas ekspor dari Indonesia terutama kenegara-negara Eropa.
Banyak jenis jajanan ( snack ) yang dibuat dengan singkong. Singkong sendiri bernilai rendah oleh masyarakat ( makanan kampung ) sehingga agak sulit menggalakkan konsumsi singkong sebagai alternative terhadap konsumsi beras sebagai bahan makanan pokok. Namun demikian dibeberapa daerah Jawa, Sulawesi dan bagian Timur tanah air, singkong dipergunakan sebagai campuran bahan makanan pokok disamping beras dan jagung.
Kadar zat-zat gizi didalam gaplek lebih tinggi bibandingkan dengan dalam singkong basah, karena kehilangan berat air. Vitamin A tidak terdapat didalam singkong basah maupun didalam gaplek.
Vitamin C masih terdapat didalam umbi singkong basah, tetapi proses membuat gaplek menyebabkan kadar vitamin C didalam hasil olahnya menjadi nihil.
Susunan hidangan yang berdasarkan singkong sebagai bahan dasar makanan pokok, memerlukan suplementasi kebutuhan zat-zat gizi yang lebih banyak didalam lauk pauk dan sayurnya, akan terjadi berbagai defisiensi.
Kadar protein singkong sangat rendah dan singkong tidak mengandung vitamin A maupun vitamin C. Kuantum dan kualitas lauk-pauk harus ditingkatkan dan sayuran harus lebih banyak mengandung bahan yang berwarna hijau.