Sistem Informasi Dini dan Intervensi Pangan

https://www.gizi.ilmukesehatan.comAda daerah-daerah tertentu yang mempunyai problem pangan dan gizi secara menahun. Keadaan penyediaan pangan dan kesehatan gizi masyarakat terdapat pada batas kegawatan sehingga terdapat risiko besar untuk sewaktu-waktu terjadi keadaan krisis pangan dan gizi risiko mendadak, bila terjadi musibah yang akan menghambat produksi pertanian, seperti kekeringan atau serangan hama.

Sewaktu-waktu masyarakat didaerah ini dapat menderita kekurangan penyediaan pangan yang akut dan gawat akibat peningkatan penyakit KKP, bsik dalam jumlah maupun dalam tingkat kegawatannya.


Agar masyarakat didaerah tersebut tidak sampai jatuh dalam kondisi kekurangan penyediaan pangan dan gizi yang gawat, harus diadakan suatu sistem khusus didalam jaringan sistem kewaspadaan pangan dan gizi yang dapat memberikan peringatan dini ( early warning ) bila terjadi gejala-gejala yang mengancam kondisi kekurangan pangan dan gizi yang akut dan gawat.


Sistem khusus ini diberi nama Sistem Informasi dini dan Interverensi ( SIDI ). SIDI merupakan komponen khusus dari SKPG. SIDI terutama diperlukan didaerah/masyarakat yang kurang subur dan miskin serta kondisi wilayahnya sangat sulit untik ditingkatkan kemakmurannya.

 
BACA:  Cara Menganalisa Gizi Makanan

Daerah demikian biasanya memang tidak subur tanahnya dan sulit mendapatkan air, baik untuk keperluan rumah tangga maupun untuk produksi pertanian, rakyatnya miskin dan mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi, melebihi daya tampung daerah untuk menyediakan kebutuhan bahan makanannya, maupun pekerjaan yang memberikan tingkat penghasilan mencukupi.

Demikian pula bila ada hama yang mengancam, pemantauan ditingkatkan, diadakan observasi terhadap hama yang mengancam. Pemantauan ditingkatkan, diadakan observasi terhadap hama tersebut terus-menerus secara intensif.

Pada tingkat pengrusakan menyerang sejumlah luas tertentu, diadakan upaya penggunaan insektisida secara intensif. Kalau perlu diadakan eradikasi padi untuk menanggulangi agar hama tersebut jangan menyebar dan tanaman diganti oleh yang tahan terhadap hama tersebut.

Kalau dengan segala upaya itu masih juga masih diperkirakan panen akan gagal, maka diambil upaya lain, misalnya meningkatkan penghasilan masyarakat dengan mengadakan proyek demikian maka penduduk dapat diikut sertakan dengan proyek padat karya atau pembangunan diwilayah lain yang masih memungkinkan transportasi murah.

BACA:  Sumber Protein Nabati

Dengan meningkatkan penghasilan masyarakat akan mempunyai daya beli yang meningkat. Maka penyediaan makanan dapat disediakan oleh BULOG, dengan mengadakan market operation diwilayah tersebut. Bila upaya ini juga tidak terlaksana baru diadakan upaya Dinas Sosial dengan memberi bantuan pangan atau bantuan bentuk lain.

 Agar proses SIDI ini dpat berjalan cepat tidak terhambat oleh birokrasi, maka siklus observasi sampai tindakan penanggulangan harus terdapat dipemerintahan setempat; stuktur ini mirip dengan lingkaran refleks pada badan kita.

Tingkat pemerintahan yang paling baik mungkin pada pemerintahan daerah tingkat dua ( Kabupaten ). Maka Bupati atau orang yang diberi wewenang khusus oleh Bupati, menjadi komandan tunggal yang akan mengambil keputusan dan tindakan dengan segera, kapan dan apa yang harus dilakukan untuk menanggulangi musibah yang mengancam ini.

Kalau wilayah yang diancam musibah itu menyerang berbagai daerah kabupaten dari satu propinsi dan komandan tertinggi untuk tindakan penanggulangan ada ditangan gubernur atau orang yang diberi wewenang olehnya.

BACA:  Pengelompokan Bahan Makanan Berdasarkan Fungsinya

Dari ilustrasi diata jelas sifat multidisipliner dari upaya penanggulangan dimana berbagai intansi harus berperan serta karena tindakan penanggulangan dimana berbagai intansi harus berperan serta karena tindakan penaggulangan ada didaerah tugasnya ( dinasnya atau kementeriannya ) koordinasi hanya dapat dilaksanakan oleh atau atas nama pemegang kekuasaan pemerintah tertinggi diwilayah tersebut.

Sementara upaya penanggulangan ancaman musibah kelaparan itu dilaksanakan, maka Dinas Kesehatan ( aparatnya ) mulai giat memantau kondisi kesehatan masyarakat yang terancam musibah tersebut dan mulai mengadaak persiapan-persiapan kesehatan agar dapat bertindak bila saatnya diperlukan telah datang. Tindakan prophilatik dapat dimulai pada waktunya dan tindakan therapeutic juga dapat dilaksanakn pada saatnya yang tepat.

Setiap kejadian musibah harus merupakan imput untuk mengadakan rencana jangka panjang agar kalau mengancam lagi kelak sudah siap menghadpainya.