Singkong termasuk umbi akar yang mengandung Cadangan energy dalam bentuk karbohidrat ( amylum ). Tanaman singkong dapat dikonsumsi umbinya dan daunnya.
Umbi singkong mengandung sedikit protein, tetapi daunnya mengandung protein yang cukup tinggi, sehingga bila singkong dimakan dengan masakan daunnya, akan terdapat kadar protein yang cukup baik. Daun singkong juga mengandung banyak carotene, sehingga merupakan sumber vitamin A yang yang baik.
Singkong dapat ditanaman di lahan kering dan tidak memerlukan banyak air. Pohon singkong mengandung suatu glukosida cyanagenik, yang dapat dihasilkan HCN, suatu racun yang sangat toksisk; glukosida ini diberi sebagian dengan merebusnya dan cairan rebusan dibuamg.
Masyarakat telah mengetahui bahwa umbi singkong mengandung racun HCN ini pada umumnya telah mengetahui bagaimana menghilang racun ini. Ada yang beranggapan bahwa singkong beracun mengandung banyak racun HCN, sedangkan singkong yang tidak beracun kadar HCN nya sangat rendah.
Jenis yang tinggi kadar racunnya disebut singkong manis. Namun demikian terdapat laporan ilmiah bahwa pendapat adanya singkong pahit dan singkong manis ini tidak dapat disokong dengan data yang meyakinkan.
Pohon singkong berasal dari daerah tropic Amerika Selatan. Di Indonesia tanaman ini dikembangkan untuk mendapatkan jenis unggul, yang menghasilkan panen cukup tinggi. Jenis-jenis unggul yang telah didapat di Indonesia di antaranya Singkong PERTA yang dapat memberikan hasil 1,1 ton perhektar.
Sebagian umbi yang dipanen, singkong sulit sekali disimpan karena cepat menjadi rusak, terutama bila telah terluka umbinya; terlepas enzim linamarinase yang memecah glukosida cyanogenik linamarin dan menghasilkan racun HCN. Umbi singkong yang telah dipanen, dalam beberapa hari mengalami perubahan warna menjadi hitam, karena oksidasi ikatan-ikatan phenolik.
Umbi singkong yang masih melekat pada tanamannya dan belum dipanen dapat bertahan beberapa bulan tanpa menjadi rusak. Karena itu tanamn singkong dapat dijadikan bahan makanan cadangan sebagai makanan darurat bila terjadi kerusakan panen padi.