Thiamin tersebar luas didalam berbagai jenis bahan makanan meskipun kadarnya sangat bervariasi. Bahan makanan nabati sumber thiamin terutama biji-bijian dan serelia maupun kacang-kacangan.
Dalam biji serelia, thiamin terutama terdapat didalam lapisan aleuron. Beras yang digiling bersih mengandung kurang thiamin karena sebagian air terbuang dengan lapisan aleuron didalam dedak.
Bahan makanan khewani juga merata kandungannya akan thiamin, sebagian sebagai thiamin bebas dan sebagian lagi sebagai TPP. Mikroflora usus dapat mensintesa thiamin dan tersedia untuk tubuh kita.
Mamalia tidak sanggup mensintesa thiamin didalam tubuhnya sehingga harus mendapatnya dari luar dengan bahan makanan atau sebagai pengobatan.
Thiamin mudah larut didalam air, sehingga didalam usus halus mudah diserap kedalam jaringan mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae ke hati.
Thiamin total didalam darah berbentuk TPP, kadarnya 10 ug% didalam komponen selular dan 1 ug% didalam plasma. Leucocyt mengandung TPP dalam konsentrasi tinggi, sampai 100 ug%.
Jumlah-jumlah kecil TPP tersebar didalam berbagai jaringan, tetapi tidak ada thiamin bebas yang ditimbun. Kadar thiamin total didalam darah lengkap kurang dari 3ug% tanpa adanya anemia, menjadi indicator bagi defisiensi thiamin.
Thiamin diekskresikan didalam urine pada keadaan normal, ekskresi ini parallel terhadap tingkat konsumsi , tetapi pada kondisi defisien hubungan parallel ini tidak lagi berlaku.
Pada konsumsi yang adekwat ekskresi thiamin di dalam urine 100 ug/24 jam , pada konsumsi kurang dari 0,6 mg sehari, ekskresi didalam urine ini 1 -10 ug/24 jam, gejala-gejala klinik defisiensi thiamin mulai Nampak, bila ekskresinya didalam urine dibawah 40 ug/2 4 jam.
Pengukuran kegiatan transketolase didalam erythorocyt sangat berguna bagi diagnose defisiensi thiamin, dan sudah menunjukkan penurunan pada tingkat defisiensi yang masih ringan.