IDI Tak Mempromosikan Susu Formula

IDI menganggap dokter adalah pihak yang paling mengerti bahwa manfaat air susu ibu (ASI) lebih besar daripada susu formula. “Sampai saat ini tidak ada laporan yang mengatakan ada dokter jualan susu formula,” ujar Ketua Umum IDI, Prijo Sidihadipratomo. Kalau memang ada oknum dokter yang sengaja mempromosikan sebuah produk susu formula, hal itu bukan bertujuan untuk memasarkan. “Itu karena yang ada di situ hanya susu formula merk itu saja.”

Dari kaca mata Prijo, terdapat dua faktor yang menyebabkan tidak adanya pengaduan terkait susu formula dari masyarakat ke IDI. Pertama, masyarakat merasa pemberian susu formula kepada bayi bukanlah suatu masalah. Kedua, dokter memberikan susu formula tanpa sepengetahuan orang tua bayi. Pihaknya beralasan, pemberian susu formula itupun dilakukan dengan perhitungan yang matang. Salah satunya adalah apabila ASI tidak keluar. Kalau masyarakat merasa hal itu merugikan, IDI siap menerima laporan pengaduan. Dengan adanya pengaduan, kata Prijo, IDI pun akan mempertimbangkan sanksi kepada dokter terkait.


BACA:  Risiko Kesehatan yang Ditimbulkan Oleh Bisphenol-A (BPA)

Prijo berharap, beberapa pihak yang menuding dokter menjual susu formula tak mengeneralisasi pandangannya. “Sebagian kecil dokter seperti itu mungkin ada, tapi jangan disamaratakan,” pintanya. Bahkan Prijo berharap pihak yang menuding hal itu dapat mempertemukannya dengan oknum dokter tersebut. Selanjutnya, pihaknya juga mengungkapkan keengganannya terhadap pembahasan rancangan peraturan pemerintah (RPP) Pembatasan Susu Formula. Keengganan itu muncul terutama pada poin pemberian sanksi bagi pihak yang menghalang-halangi pemberian ASI ekslusif bagi bayi.


Sementara itu, Direktur Kesehatan Gizi Kementerian Kesehatan, Minarto, mengatakan pihaknya saat ini tengah membahas RPP tersebut. Pemerintah menargetkan RPP tersebut rampung pada tahun ini. Dengan adanya RPP ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan kepada bayi. Sebelumnya, pemerintah mengaku telah melakukan sosialisasi pemberian ASI ekslusif kepada masyarakat. Yaitu dengan mensosialisasikan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui.