Jodium merupakan structural dari hormone thyroxin yang dihasilkan oleh kelenjar gondok. Thyroxin adalah tetraiodothyronin (T4).
Jodium yang biasa terdapat didalam makanan, setelah diserap dari usus di alirkan ke dalam sirkulasi darah, masuk ke dalam sel kelenjar gondok. Disini sel mempunyai kesanggupan untuk menyerap zat jodium secara aktif sehingga sanggup mencapai konsentrasi sebesar 25 X konsentrasinya di dalam plasma darah, sedangkan kondisi hypothyroid dapat mencapai setinggi 350 kali.
Didalam sel kelenjar jodida dioksidasi menjadi elemen jodium. Elemen ini bereaksi dengan asam amino thyrosin, menjadi Monoiodo tyrosin (Ti) kemudian bereaksi lagi menjadi Diiodotytosin (T2).
Reaksi berjalan lebih lanjut membentuk Triiodotryonin (Ts) dan akhirnya menjadi tetraiodo tyronin (T4) atau thyroxin, yang merupakan molekul hormone thyroid. Ts dan T4 disimpan didalam folikel gondok berkonjugasi dengan suatu protein jenis globulin, sehingga disebut thyroglobulin.
Baik triiodo tyronin maupun tetraido tyronin mempunyai bioaktivitas hormone.
Thyroid stimulating hormone (TSH) yang dihasilkan oleh Hypophysys anterior merangsang synthesis dan sekresi T3 dan T4 dari ikatannya pada globulin dan kedua zat tersebut disekresikan dari folikel kelenjar gondok masuk kedalam saluran darah.
Terdapat mekanisme autoregulasi antara sekresi hormone TSH dan Hormon thyroid, sehingga pada kondisi normal selalu terdapat kuantum hormone thyroxin yang tepat sesuai dengan kebutuhan di dalam aliran darah.
Bila hormone thyroxin meningkat konsentrasinya di dalam darah terjadi pengaruh penghambat terhadap sekresi TSH, sehingga sekresi oleh hypophysys menurun. Penurunan kadar TSH menghambat sekresi hormone thyroxin, sehingga kadarnya didalam darah menurun pula.
Demikianlah terjadi saling pengaruh antara TSH dan hormone thyroxin, sehingga terdapat kadar thyroxin yang selalu tetap dalam range yang sempit sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Didalam aliran darah, T4 segera dikonjugasikan dengan berbagai jenis protein darah, sebagian tersebar T4 dikonjugasikan dengan alpha globulin yang disebut Thyroxin Binding Globulin (TBG), dan sebagian kecil dengan Prealbumin (Thyroxin Binding Prealbumin, TBPA) dan sebagian lebih kecil lagi dengan albumin. T3 mengalami konjugasi dengan TBG tetapi tidak dengan TBPA maupun dengan Albumin.
T3 dan T4 yang terikat pada protein ini disebut Protein Bound Iodine (PBI), thyroxin bebas sangat sedikit terdapat di dalam plasma Kadar Ts dan T4 di dalam plasma sebesar 7 ug/dl, sedangkan thyroxin bebas hanyalah 0.0016 ug/dl, dinyatakan dalam % jodim plasma, PBI adalah 99, 5% dan free iodine 0,5%.
Pada defisiensi jodium pembentukan hormone thyroxin terhambat, sehingga tidak mencukupi kebutuhan. Maka kelenjar thyroid berusaha mengadakan kompensasi dengan menambah jaringan kelenjar sehingga terjadi hyperthopi kelenjar gondok yang disebut struma simplex, dank arena terjadi di daerah tertentu secara endemic disebut juga gondok endemic (endemic goitre).
Baik dicatat bahwa struma tidak hanya terjadi karena defisiensi jodium, tetapi dapat pula terjadi karena sebab-sebab lain, misalnya karena infeksi atau karena carcinoma. Strum yang bukan endemic terdapat di daerah yang tidak mengalami defisiensi jodium dan penderita struma tersebut tidak terdapat dalam jumlah yang banyak, melainkan soliter atau terpencil.
Kebutuhan akan jodium setiap hari sekitar 150 ug. Dalam waktu tiga hari, jodium yang diberikan parenteral kepada seseorang, 33% akan sudah masuk ke dalam sel kelenjar thyroid, sedangkan 67% sisanya diekskresikan di dalam urine melalui ginjal.