Fungsi thiamin didalam tubuh berkaitan dengan metabolisme karbohidrat dalam menghasilkan energy. Karena itu kebutuhan tubuh akan thiamin dikaitkan dengan jumlah total energy yang dikonsumsi.
Dari berbagai penelitian diperkirakan bahwa MDR untuk thiamin adalah 0,2-0,3 mg untuk setiap 1000 kalori. Setelah diperhitungkan penambahan safety margin, diambil nilai RDA sebesar 0,5 mg untuk setiap 1000 kalori.
Jadi anjuran kebutuhan tubuh akan thiamin adalah tergantung dari RDA untuk kalorinya.defisiensi thiamin memberikan gejala-gejala klinis yang disebut penyakit beri-beri.
Penyakit ini terutama terdapat diantara para anggota masyarakat yang mempergunakan beras sebagai bahan makanan pokok, khususnya beras yang digiling sempurna.
Bila beras digiling sempurna maka lapisan aleuron yang kaya akan thiamin terbuang sebagai dedak, sehingga bila dalam hidangan lauk-pauknya tidak mengisi kekurangan akan vitamin ini, sehingga konsumsi thiamin menjadi dibawah 0,33 mg/1000 kalori, maka timbullah gejala-gejala defisiensi.
Defisiensi thiamin banyak terdapat diantara para peminum alcohol dinegara barat. Defisiensi thiamin sekunder terjadi pada gangguan penyerapan zat makanan didalam saluran pencernaan atau pada kondisi yang disertai peningkatan kebutuhan akan vitamin tersebut.
Pada kondisi demam terjadi peningkatan metabolisme energy dan pada penderita yang mendapat infuse glukosa, dapat pula terjadi defisiensi thiamin bila intake vitamin ini tidak diperhatikan. Peningkatan ekskresi thiamin dapat terjadi pada pengobatan dengan diuretica sehingga terjadi kondisi defisiensi.
Anoexia merupakan gejala dini pada defisiensi thiamin, sedangkan nausea dan vomitus tidak selalu terjadi; konstipasi ditemukan lebih konstan; pada pemeriksaan refleks terjadi juga penurunan reaksi.
Kelainan jiwa dan emosi juga merupakan gejala-gejala yang menyolok, diantaranya mudah tersinggung dan mudah menjadi marah, depresi dan mudah bertengkar, selalu merasa khawatir dan ketakutan serta tidak mudah bekerja sama dalam kelompok.
Rasa subjektif ialah rasa berat pada kedua kaki, parestesia, rasa semutan seperti ditusuk-tusuk. Terdapat pula gangguan objektif pada persepsi cahaya (photophobia), pemeriksaan dengan tusukan jarum rasa suhu dan rasa getaran.
Daerah kulit disepanjang jalan urat syaraf yang agak besar merasa sakit pada tekanan, demikian pula otot-otot betis. Gejala-gejala subjektif lain ialah nafas pendek, cepat lelah, jantung terasa berdebar lebih kuat dan tidak teratur.