Penyakit Keracunan Makanan

https://www.gizi.ilmukesehatan.comKeracunan karena konsumsi makanan masih sering terjadi di Indonesia. Harus dibedakan antara keracunan makanan dan penyakit infeksi yang ditularkan oleh makanan.

Pada keracunan makanan, gejala-gejala timbul dengan segera setelah mengkonsumsi makanan tersebut, atau tidak lama setelah itu, dalam waktu beberapa jam saja.


Pada umumya gejala-gejala yang terjadi mengenai saluran pencernaan seperti mulas, rasa sakit diperut, mual dan muntah, serta Diarrhea.


Sering pula terjadi gejala-gejala yang berhubungan dengan syaraf, karena banyak racun makanan berpengaruh merangsang (kejang-kejang) atau melumpuhkan syaraf.

 
BACA:  Faedah Buah Naga Bagi Ibu Hamil

Pada infeksi melalui bahan makanan, terdapat pathogenesis yang sesuai dengan penyakit yang bersangkutan. Biasanya terdapat suatu periode inkubasi yang sangat panjang, lebih dari 24 jam serta terdapat demam dan gejala-gejala prodromal, disusul oleh gejala-gejala khas infeksi yang bersangkutan.

Kadang-kadang agak sulit untuk membedakan dengan segera penyakit keracunan makanan dari penyakit infeksi melalui makanan.

Keracunan makanan terjadi karena ada bahan beracun yang ikut tertelan bersama dengan makanan tersebut. Racun yang terdapat didalam makanan dapat berupa racun yang secara alamiah sudah terdapat didalam bahan makanan tersebut, seperti keracunan singkong, keracunan jengkol, dan keracunan sejenis ikan laut.

BACA:  Kari Kambing Tanpa Santan

Racun dapat pula berupa pencemaran yang datang dari luar makanan tersebut. Pencemaran ini dapat disengaja (criminal) atau tidak disengaja (keteledoran, kurang hygienis dalam membuat makanan).

Pada pencemaran yang tidak disengaja, yang mencemari itu dapat sudah berbentuk racun, seperti racun tikus, DDT dan sebagainya, dapat pula yang mencemari itu mikroba yang kemudian menghasilkan bahan beracun seperti pada keracunan tempe bongkrek dan keracunan Aflatoksin.