Pengaruh Defisiensi Fe

https://www.gizi.ilmukesehatan.comPada keadaan normal 10 % dari Fe dalam hidangan diserap oleh mukosa usus, sedangkan pada kondisi desifien, tingkat penyerapan meningkat. Didalam plasma Fe dalam bentuk Ferro ditransport oleh tranferrin ini ( sirotransferin ), sedangkan didalam air susu ibu ditransport oleh lactotransferin.

Apotransferin ini, yaitu bagian protein merupakan suatu globulin yang berbentuk kulit bola dengan rongga didalamnya. Kristal ferro terdapat didalam rongga apotranferin.


Didalam ferritin zat besi tersebut terdapat dalam bentuk ferri ketika ditransfer kepada transferin bentuk ferri diubah menjadi bentuk ferro. Pengambilan zat besi dan transferin oleh ferritin untuk ditimbun disertai pengubahan kembali bentuk ferro menjadi ferri.


BACA:  Jadikan Puasa Sehat dengan Tidak Mengkonsumsi Junk Food

Gambaran klinik laboratorik dari kondisi defisiensi Fe adalah anemia yang biasanya bersifat hypokromatik mikrositer, yaitu sel-sel erythrocyte mempunyai diameter lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah.

 

Menurut definisi yang memberikan oleh kelompok ahli WHO, kondisi anemia ialah bila kadar hemoglobin pada anak bayi dan BALITA normal terdapat lebih tinggi dari pada orang dewasa.

 Anemia defisiensi Fe merupakan defisiensitype primer, bila didalam hidangan memang kadar Fe merendah. Bila kandungan Fe didalam hidangan mencukupi, telah absorpsi dan utilisasinya dalam proses metabolisme Fe itu terhambat disebut defisiensi sekunder.

Anemia defisiensi Fe di Indonesia dapat berbentuk type primer maupun type sekunder. Type sekunder terutama terjadi karena infestasi cacing tambang.

BACA:  Nilai Kadar Gizi Jagung

Pada anak-anak sebab defisiensi Fe ini adalah kombinasi kekurangan didalam makanan dan kebutuhan yang relative meningkat karena mereka sedang ada dalam kondisi pertumbuhan yang pesat.

Pada ibu yang sedang hamil atau menyusukan, juga sebabnya adalah kombinasi kurangnya konsumsi dan meningkatnya kebutuhan untuk kehamilan dan produksi air susu.

Diagnosa anemia dilakukan dengan mengukur kadar hemoglobin dan dapat dibantu dengan penetapan PCV ( Packed Cell Volume ), RBC ( Red Blood Cell Count ) pengukuran diameter erythrocyte dan pemeriksaan reticulocytes.

Diklinik hemoglobin dapat diukur dengan metoda SAHLI dan dilaboratorium dapat dipergunakan metoda Cyanomethemoglobin. Cara yang terakhir ini dinilai lebih teliti dan dapat dipercaya, sehingga dipergunakan didalam rangka penelitian.

BACA:  Daftar dan Penggunaan RDA di Indonesia

Pengaruh Defisiensi Fe

Pengaruh defisiensi Fe terutama melalui kondisi gangguan fungsi hemoglobin yang merupakan alat transport O2 yang diperlukan pada banyak reaksi metabolic tubuh.

Pada anak-anak sekolah telah ditunjukkan adanya kolerasi erat antara kadar hemoglobin dan kesanggupan anak untuk belajar. Dikatakan bahwa pada kondisi anemia daya kosentrasi belajar tampak menurun.

Diantara para buruh perkebunan telah pula ditunjukkan adanya kolerasi erat antara kadar hemoglobin dan kesanggupan atau prestasi kerja. Pada kondisi anemia kesanggupan dan daya kerja menurun secara bermakna.