Multivitamin adalah salah satu suplemen makanan yang paling populer sehingga produknya pun kian menjamur. Tidak sedikit orang dari berbagai kalangan usia menggunakan multivitamin sebagai sumber asupan nutrisi. Namun ternyata tidak semua orang perlu mengonsumsi tambahan multivitamin. Orang dengan kekurangan gizi yang tidak cukup diatasi melalui perubahan diet mungkin mendapat manfaat dari suplementasi dengan multivitamin, tapi itu juga tergantung pada jenis formulasi multivitamin tersebut.
Multivitamin standar
Formula multivitamin umumnya mengandung 100 persen asupan zat gizi harian yang direkomendasikan (Recommended Daily Intake, RDI) yang dibutuhkan tubuh. Umumnya, multivitamin standar merupakan suplemen yang efektif dan dianjurkan bagi orang yang tidak mendapatkan cukup nutrisi dari diet mereka. Namun, membuat perubahan pola makan adalah cara yang paling baik dan efektif daripada suplementasi. Ironisnya, saat ini banyak orang yang mengonsumsi multivitamin untuk tujuan pencegahan. Meskipun studi menunjukkan tidak ada efek samping dari suplemen multivitamin standar, konsumsi multivitamin disinyalir tidak memberi manfaat apa pun pada orang-orang yang sudah sehat.
Multivitamin eksperimental
Beberapa formula multivitamin tidak hanya mengandung 100 persen rekomendasi harian vitamin penting, tetapi juga mengandung tambahan “dukungan antioksidan” dan fitonutrien lainnya disertai berbagai klaim kesehatan dari produsennya. Beberapa studi klinis menyebutkan formula tambahan tersebut dapat meningkatkan risiko kanker. Kebanyakan klaim antioksidan didasarkan pada kandungan vitamin E, yang mana dapat berbahaya jika dosisnya di atas 400 IU (18 kali lebih tinggi dari rekomendasi harian yang dianjurkan).
Multivitamin surplus
Multivitamin surplus dipasarkan sebagai suplemen kesehatan umum. Jenis multivitamin ini tidak hanya sebatas vitamin, tapi juga merupakan kombinasi suplemen dan senyawa lainnya.
Suplemen multivitamin yang mencantumkan komposisinya secara detail bisa dikatakan aman dikonsumsi, tapi sebaiknya hanya digunakan jika bahan dalam suplemen tersebut efektif untuk tujuan kesehatan yang spesifik. Menurut Food and Drug Administration, multivitamin bisa berbahaya bagi kesehatan bahkan mengancam jiwa. Pasalnya, multivitamin dapat berinteraksi dengan obat. Maka dari itu, berkonsultasilah dengan dokter sebelum memutuskan mengambil multivitamin.
Vitamin tertentu terutama vitamin yang larut dalam lemak dapat menyebabkan keracunan ketika diambil dalam dosis yang lebih tinggi dari yang diperlukan, baik melalui multivitamin atau dikombinasikan dengan makanan yang difortifikasi vitamin. Untuk amannya, jangan mengambil vitamin lebih dari yang diresepkan oleh dokter atau dianjurkan pada label produk. Bagaimana pun, akan lebih aman untuk mengambil multivitamin di bawah pengawasan medis.