Riboflavin terdapat meluas didalam bahan makanan nabati maupun khewani dan diperlukan oleh segala jenis sel jaringan khewan dan manusia maupun bakteri.
Riboflavin bebas terdapat didalam bahan makanan dan larut didalam air, sehingga mudah diserap dari rongga usus kedalam mukosa.
Didalam sel epithel mukosa usus, riboflavin bebas mengalami phosphorylasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN dialirkan melalui vena portae ke hati.
Tidak diketahui apakah pengubahan menjadi FMN itu merupakan bagian yang esensial dari mekanisme penyerapan vitamin ini didalam usus halus.
Didalam jaringan hewan riboflavin terdapat dalam hati (15 ug/g jaringan), ginjal (20-25 ug/g), dan sedikit didalam otot skelet (2-3 ug/g jaringan).
Riboflavin bebas terdapat didalam urine. Di dalam jaringan, retensi atau kehilangan riboflavin sejajar dengan retensi atau kehilangan protein.
Negative protein balance yang disertai peningkatan ekskresi riboflavin didalam urine terdapat pada kondisi kelaparan akut, diabetes mellitus yang tidak terkendalikan, setelah trauma, terutama kerusakan jaringan karena operasi dan luka bakar.
Konsentrasi riboflavin didalam serum pada kondisi gizi baik adalah 3,2 ug/dl; dari jumlah ini 0,8 ug/dl terdapat sebagai riboflavin bebas dan FMN, sedangkan 2,4 ug/dl sebagai FAD. Riboflavin didalam buffy coat adalah sekitar 250 ug/dl dan didalam erythrocyte sebanyak 22,4 ug/dl.
Timbunan riboflavin didalam jaringan hanya kecil saja, sehingga mudah menjadi jenuh, tetapi cepat pula menjadi susut kembali. Kwantum riboflavin yang diekresikan didalam urine menggambarkan kelebihan vitamin ini, dan tidak merefleksikan tingkat gizinya didalam tubuh.
Pada konsumsi adekwat, seorang yang sehat mengekresikan di dalam urine riboflavin sebanyak 200 ug atau lebih selama 24 jam. Ekresinya didalam air keringat sangat sedikit, sehingga dapat diabaikan. Eksresi vitamin ini didalam tinja bukan berasal endogen, tetapi hasil sintesa oleh mikroflora usus.