Inilah mengapa, jika bayi sudah nongol di ujung jalan lahir, sementara si ibu sudah kehabisan tenaga akibat mengejan yang salah, maka dokter akan membantu kelahiran si bayi dengan alat vacuum atau forsep. Jadi , Bunda, mengejan berperan penting dalam proses kelahiran seorang bayi melalui persalinan normal.
Cara Mengejan Yang Benar
Mengejan saat persalinan seperti hendak mengeluarkan BAB, jangan seperti orang meniup balon. Jadi , tarik napas dalam selama kontraksi terjadi, lalu mengejanlah sekuat mungkin. Tapi jangan panik, ya, Bun. Dorongan yang panik hanya akan menghamburkan tenaga karena amat sedikit kemajuan yang dicapai.
Jika ingin menghasilkan dorongan yang efektif, maka kepala ibu saat mengejan sebaiknya menunduk hingga dagu menyentuh dada bagian atas, selanjutnya mata diarahkan ke pusar. Dijamin bayi akan keluar dengan cepat. Namun ingat, saat membungkukkan badan, jangan mengangkat pantat atau paha karena perineum bisa robek.
Jangan terlalu lama mengejan. Jika sekali mengejan bayi tidak langsung keluar, ulangi lagi. Jangan dipaksakan mengejan terlalu lama hingga kehabisan napas. Lebih baik, mengejanlah pendek-pendek, kurang lebih 10 detik. Kalau kontraksinya masih ada, ulangi lagi mengejannya. Tujuannya agar bayi tak keburu kehabisan oksigen.
Jika kontraksi berhenti, sebaiknya hentikan kegiatan mengejan. Istirahat saja dan atur napas. Cobalah minum air manis atau madu untuk menambah tenaga. Saat kontraksi datang lagi, mulailah tarik napas dan mengejan lagi.
Lakukan Pada Saat Yang Tepat
Selain caranya harus benar, mengejan pun harus dilakukan tepat waktu, tidak bisa dilakukan sembarangan agar tak menguras tenaga. Nah , waktu yang tepat untuk mengejan dilakukan pada saat kala dua, yaitu kala pengeluaran bayi.
Jadi , setelah pembukaan lengkap, ibu baru boleh mengejan karena bayi sudah siap keluar melalui jalan lahir. Dengan begitu, dorongan kuat dari ibu akan membantu bayi keluar melalui jalan lahir dengan baik. Sebelumnya , dokter akan melakukan bantuan dengan membuat episotomi (guntingan antara lubang kemaluan dan dubur) untuk memudahkan keluarnya kepala bayi. Jika tahap pengeluaran bayi sudah terlewati, maka bagian tubuh lain akan keluar dalam waktu relatif lebih singkat.
Adapun cirri-ciri datangnya kala dua : ada dorongan mengejan, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka, meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, serta kepala bayi sudah ada di dasar panggul.