Bagaimana jika Bayi Kegemukan

Bayi: Usia 0 sampai 1 tahun

Menyusui mengurangi risiko terjadinya obesitas di usia kanak-kanak dan setelahnya. Bayi yang menyusu terbiasa minum secukupnya, dan produksi ASI pun menyesuaikan. Untuk bayi yang minum susu botol, lawan keinginan Anda untuk membujuk si kecil menghabiskan susunya sampai licin tandas, setelah bayi menunjukkan tanda kenyang. ”Tidak secara otomatis Anda harus langsung memberikan susu setiap kali bayi menangis,” kata Dr. Neufeld. Anda juga tidak perlu buru-buru memberi si kecil makanan padat. Berikan setelah usia 6 bulan, dan jangan paksa ia menghabiskan makanannya. “Bila ia memalingkan kepala, itu berarti acara makan sudah selesai,” kata Christine Wood, M.D., penulis How to Get Kids to Eat Great and Love It!


Batita: 1 sampai 3 tahun
Tanpa disadari, orangtua sering memberi makanan berkalori kosong. Padahal, menurut AAP, jus murni (100%) sekalipun harus dibatasi hanya sampai 120-180 ml sehari untuk anak usia 1 – 6 tahun. Sedangkan ’minuman’ rasa buah dan soda manis harus dicoret dari daftar. Minuman terbaik tetap susu rendah lemak – dan air putih. Jangan memulai kebiasaan buruk seperti mengemil fast food, makan di depan TV, atau menyogok batita yang sudah kenyang tapi rewel dengan camilan. Carilah aktivitas yang bisa dia lakukan sendiri, seperti membaca buku atau pengalih perhatian lain yang bebas menimbun kalori. Berikan makanan selingan di antara waktu makan – ketika lapar – seperti sayur atau buah (yang lunak dan dipotong dengan besar satu kali suapan), keju berbentuk stik, atau yogurt rendah lemak. (Hindari benda yang membuat tersedak, berupa anggur utuh, kacang, serta potongan sayur dan buah yang keras.)


BACA:  Kenali Kepribadian Anak Anda

Prasekolah: 3 sampai 5 tahun
Kontrol porsi makan. Tambahkan porsi sesuai pertambahan usia. Bila anak hanya mau makan karbohidrat (’white diet’) dan membiarkan makanan lain tetap utuh di piring, bisa saja Anda katakan, “Makan sayur dulu, baru pastanya”. Namun, menggunakan makanan sebagai hadiah bisa jadi bom waktu. Satu solusi: Buatlah makanan secukupnya, kira-kira satu atau dua porsi sajian batita. Tetap berikan variasi pilihan makanan sehat pada waktu makan. “Indra pengecap anak kian matang,” kata pendidik anak usia dini, Harriet Worobey, ketua Rutgers University’s Nutritional Sciences Preschool, di New Brunswick, New Jersey. “Jangan berhenti menyajikan brokoli hanya karena anak Anda pernah menolaknya.”

 
BACA:  Trik Menyapih Balita

Usia sekolah: 5 tahun ke atas
Ajarkan si kecil tentang gizi dengan cara yang menyenangkan. Joy Bauer, pakar gizi di New York City, punya solusi yang cukup unik, namun ampuh: Ia membantu anak-anaknya membuat daftar makanan yang tidak oke untuk ‘gigi atau organ lain dalam mulut.’ Lalu, ia memperbolehkan anak-anaknya memilih satu atau dua makanan tersebut setiap hari (cuma dalam porsi mini, lho). Bila Anda telanjur memberikan gula dan makanan berkalori kosong lain, kurangi secara bertahap. Misalnya, kurangi cereal yang kaya gula hingga setengahnya, serta imbangi dengan makanan yang lebih sehat. Untuk anak usia sekolah yang lebih besar, olahraga dan tarian bisa menjadi pilihan. Ciptakan suasana sosial dimana si kecil bisa berolahraga dengan teman-temannya, hanya untuk bersenang-senang. Berjalan atau bersepeda bareng bisa menjadi ajang tepat untuk saling ngobrol dan menjalin ikatan yang kuat.