Pemanis Sintetik Dalam Makanan

https://www.gizi.ilmukesehatan.comBahan pemanis siklamat sudah tidak dipergunakan lagi dibeberapa Negara, karena terdapat indikasi memberikan efek samping yang merugikan tubuh. Oleh produsennya, siklamat telah ditarik dari peredaran pasar pada tahun 1970.

Sakharin masih dipergunakan, tetapi memberikan rasa sisa pahit di rongga mulut. Zat-zat pemanis sintetik ini beberapa puluh kali bahkan ratus kali lebih manis dibandingkan dengan rasa manis sukrosa (gula pasir) yang menjadi standar pengukur, sehingga cukup dipergunakan kuantum yang sangat kecil untuk mencapai derajat manis yang bisa dikehendaki dalam makanan.


BACA:  Fungsi Karbohidrat Di Dalam Makanan Indonesia

Stevioside adalah ikatan organis alamiah yang ekstraksi dari suatu pohon perdu steviosa rebaudiana, dan dianggap tidak memberikan efek samping yang merugikan tubuh.


Aspartame merupakan juga ikatan organic yang menyerupai struktur asam amino asparagines, dan didalam proses metabolismenya masuk kejalur metabolisme asam amino.

 

Aspartame dipasarkan dengan nama Nutrasweet, dan mengandung campuran zat-zat tambahan lain. Sayang bahwa aspartame tidak stabil pada reaksi asam (pH kurang dari 3.0), akan terurai meskipun dalam derajat sangat rendah, tambahan pula dalam analisa yang teliti, preparat ini mengandung methanol, yang telah dipergunakan dalam proses produksinya.

BACA:  Diagnosa dan Terapi Defisiensi Fe

Kedua zat pemanis yang disebut terakhir ini relative baru (aspartame dipasarkan tahun 1981), sehingga sebaiknya masih terus diobservasi, apakah betul-betul aman dan tidak memberikan efek merugikan dalam jangka sangat panjang.

Dengan tingkat manis sukrosa 100, maka tingkat manis stevioside adalah 15000, sedangkan tingkat manis aspartame 18.000, atau masing-masing 150 kali dan 180 kali tingkat manis sukrosa (gula pasir).