Komponen Zat Gizi yang Perlu Diperhatikan Dalam Membeli Susu Formula

Dalam membeli susu formula untuk bayi, para orangtua harus memperhatikan komponen-komponen zat gizi yang terkandung dalam susu tersebut. Adapun berbagai komponen-komponen zat gizi yang perlu diperlu diperhatikan yaitu:

1. Energi


Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi atau tenaga.


2. Protein

 

Zat gizi ini diperlukan untuk berbagai proses pertumbuhan. Asam amino adalah unsur yang menyusun protein, sedangkan asam amino ensensial merupakan unsur asam amino yang harus dipasok dari luar karena tubuh tak bisa mengolahnya.

3. Lemak

Merupakan sumber energi dan penghasil asam lemak yang diperlukan untuk proses biokimia dalam sel. Dalam susu formula bila ada asam lemak esensial linolenat (Omega-3) dan linoleat (Omega-6) lebih baik karena diperlukan untuk mensuplai kebutuhan pertumbuhan sel-sel otak.

4. Vitamin dan Mineral

Berfungsi sebagai zat pengatur berbagai proses biokimia yang berlangsung dalam setiap sel dan jaringan tubuh.

Vitamin-vitamin yang harus diperhatikan ialah:

* Vitamin B-komplek, terdiri dari:

B1 (tiamin), berfungsi untuk membantu pengolahan energi. Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan penyakit beri-beri.

B2 (riboflavin), berfungsi dalam proses pengolahan energi dari protein dan mensuplai nukleotida (unsur yang diperlukan dalam beberapa proses sel-sel tubuh). Kekurangan vitamin ini bisa membuat kulit bersisik, timbul koreng-koreng di sekitar mulut, hidung dan gangguan kulit lainnya.

BACA:  Memilih Susu Formula Sesuai Dengan Usia Anak

B5 (asam pantotenat), berperan membatu proses pengolahan energi. Kekurangan asam pantotenat ditandai pusing kepala, sulit tidur (insomnia), kejang-kejang dan mual-mual.

B6 (pyridoksin), berfungsi dalam proses perubahan protein menjadi asam amino dan neurotransmitter (senyawa yang diperlukan sel-sel otak). Kekurangan vitamin ini mengakibatkan nafsu makan berkurang, kehilangan berat badan, muntah-muntah, dan diare, serta anemia.

B12 (sianokobalamin), antara lain membantu proses pengolahan sel-sel darah merah. Kekurangan viamin ini dapat menyebabkan anemia (kurang darah).

Niasin (nikotinamida), berfungsi untuk proses pengolahan energi menurunkan kadar kolesterol darah. Kekurangan niasin akan menimbulkan penyakit kulit yang disebut pellagra dan dermatitis, diare dan dimensia (gangguan daya ingat).

Asam folat (folic acid), berfungsi mencegah anemia megaloblastik (sel darah membesar tapi rawan pecah atau rusak). Tanda kekurangannya adalah hilang nafsu makan, berat badan turun, pelupa bahkan bisa pingsan.

Biotin, berfungsi membantu pembentukan asam lemak, asam amino, dan purin. Kekurangan biotin bisa berakibat dermatitis, kulit gatal, rambut mudah rontok.

* Vitamin C, membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan sebagai penawar racun atau antioksidan. Kekurangan vitamin C menyebabkan mulut mudah sariawan dan badan mudah sakit-sakitan.

* Vitamin A, berfungsi mengatur pertumbuhan tulang dan gigi serta penglihatan. Kurang vitamin A berakibat menggangu pertumbuhan tulang, penglihatan dan kecerdasan. Di Indonesia masih terdapat masalah kurang vitamin A pada balita. Makanya, setiap bulan Februari dan Agustus dijadikan bulan pemberian Vitamin A kepada selurih balita di posyandu.

BACA:  Susu Formula Tak Dapat Menggantikan Manfaat ASI

* Vitamin D, berfungsi membantu proses pertumbuhan tulang. Kurang vitamin D akan mengganggu pertumbuhan tulang. Namun tak perlu khawatir karena vitamin D juga dapat diperoleh dengan berjemur pada waktu pagi sebelum pukul 09.00.

* Vitamin E, diperlukan dalam sistem pertahanan tubuh untuk melindungi sel-sel dari serangan senyawa beracun dan proses reproduksi. Kurang vitamin E bisa mengakibatkan kulit cepat keriput atau menua dan terganggunya sel-sel reproduksi.

* Vitamin K, diperlukan dalam pembekuan darah dan pembentukan tulang. Kurang vitamin K berakibat tulang cepat rapuh dan kalau luka darah lebih lama membeku.

Sedangkan mineral-mineral yang perlu diperhatikan ialah:

* Kalsium dan fosfor, diperlukan untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang. Kekurangan mineral ini, pertumbuhan tulang terganggu dan pada saat tua akan mudah terkena osteoporosis atau tulang jadi rapuh.

* Yodium (I), diperlukan untuk perkembangan otak dan kelenjar tiroid. Kekurangan yodium berakibat anak menjadi kretin, IQ rendah, terhambat perkembangan mentalnya atau idiot. Di Indonesia, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) masih merupakan masalah gizi utama yang banyak terjadi di daerah pengunungan. Untuk menanggulanginya pemerintah menggalakan upaya pencegahan dengan program yodisadi garam seperti yang diiklankan di TV.

BACA:  Risiko Kesehatan yang Ditimbulkan Oleh Bisphenol-A (BPA)

* Fe (zat besi), diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan pengolahan energi serta sel-sel otak; merupakan salah satu mineral yang sangat penting karena dapat mencegah terjadinya anemia pada bayi. Anemia masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia terutama pada balita, kaum wanita dan kelompok usia produktif. Kepada ibu hamil menyusui biasanya diberikan tablet tambah darah. Sementara pada anak yang menyusu ASI tak dianjurkan mendapat tablet besi karena sudah cukup mendapatkannya dari ASI.

* Zn (seng), diperlukan untuk pertumbuhan badan dan organ reproduksi serta meningkatkan daya tahan tubuh. Kekurangan seng pada balita akan menghambat pertumbuhan, kecerdasan dan terhambatnya perkembangan organ reproduksi atau alat kelamin.

* Selenium, diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan senyawa beracun. Kekurangan selenium pada bayi membuatnya mudah sakit-sakitan dan mengganggu pertumbuhan badannya.

* Flour (F), diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi. Penting untuk bayi yang sedang tumbuh.

Nah, jika semua zat gizi di atas telah tercantum pada label susu formula berarti telah terpenuhi kebutuhan dasar untuk proses tumbuh kembang bayi. Jadi, Bu-Pak, bila ada zat gizi lain seperti DHA, beta karotene, choline, dan sebagainya dalam susu formula yang dibeli, maka zat gizi tersebut hanya merupakan zat tambahan saja.