Mengenal Eklampsia dan Pre-eklampsia Pada Ibu Hamil

Mengenal Eklampsia dan Pre-eklampsia Pada Ibu HamilEklampsia adalah puncak dari kondisi pre-eklampsia yang berlanjut akibat terlambatnya penanganan ketika wanita hamil masih dalam kondisi pre-eklampsia.

Selain tanda-tanda yang sudah disebutkan sebagai gejala pre-eklampsia, maka pada fase eklampsia jika terlambat ditangani akan menyebabkan ibu dalam kondisi koma dan meninggal, yang bisa terjadi pada sebelum kelahiran, saat proses kelahiran ataupun pasca persalinan.


Ada 3 tingkatan keparahan eklampsia, yaitu:


1. Pre-eklampsia ringan dengan ciri meningkatnya tekanan darah sedikit diatas 140/100, disertai urin mengandung proteinuria (protein serum).

 

2. Preeklampsia tingkat sedang dengan tensi darah diatas 140/100 disertai pembengkakan di jari tangan, jari kaki dan wajah.

3. Pada kasus preeklampsia berat, dengan sakit kepala hebat tensi darahpun diatas 160/11. Penglihatan kabur dan sulit buang air kecil. Jika tidak ditangani segera akan mengarah menjadi eklampsia.

Eklampsia akan menyebabkan ibu hamil mengalami kejang-kejang, pingsan dan koma, bahkan bisa mengarah kepada komlikasi gagal jantung, terganggunya fungsi paru tersendetanya metabolisme tubuh.

Apa sih Pre-Eklampsia itu?

Pre-eklampsia sering juga disebut toxemia atau keracunan, yaitu kondisi ibu hamil yang ditandai dengan tekanan darah yang tiba-tiba meningkat disertai kadar protein tinggi didalam urinnya.

Terjadi pembengkakan akibat timbunan cairan pada kaki, tungkai dan tangannya yang sulit hilang, wajahnya sembab. Penyebabnya yang tepat belum diketahui secara jelas. Namun hal ini dapat mengancam nyawa ibu dan bayinya.

Apa saja ciri-ciri Pre-Eklampsia?

Selain tanda-tanda adanya pembengkakan, protein dalam urin dan tekanan darah tinggi, tanda-tanda pre-eklampsia yang lain adalah:

  1. Kenaikan berat badan yang cukup signiflkan karena meningkatnya cairan dalam tubuh
  2. Sakit pada ulu hati
  3. Sakit kepala yang hebat
  4. Perubahan gerak refleks
  5. Urin berkurang atau sulit berkemih
  6. Pusing
  7. Mual dan muntah berlebihan
BACA:  Program Perbaikan Gizi Balita dan Keluarga

Apakah Jika Saya Mengalami Pembengkakan berarti Pre-eklampsia?

Sebagian wanita hamil juga mengalami pembengkakan pada kaki dan tangannya namun masih dibilang normal. Bisa jadi karena terlalu banyak berdiri atau sebaliknya terlalu banyak duduk.

Jika hanya bengkak seperti ini biasanya dengan beristirahat meluruskan kaki atau merendam kaki dengan air hangat diberi garam sudah cukup. Namun jika disertai ciri-ciri seperti di atas maka sebaiknya segera periksakan ke dokter Anda.

Siapa yang berisiko terkena pre-eklampsia?

Pre-eklampsia sering ditemukan pada wanlta yang baru pertamakali hamil pada usia yang masih amat belia atau sebaliknya pada wanita yang sudah metewati usia 35-40 tahun saat baru pertama hamil.

Faktor risiko lainnya antara lain :

1. Yang punya riwayat penyakit darah tinggi selama kehamilan.
2. Ada riwayat keluarga yang juga terkena pre-eklampsia saat kehamilan.
3. Ada riwayat pre-eklampsia pada ibunya dan saudara wanitanya.
4. Berat badan berlebih di masa kehamilan.
5. Mengandung bayi kembar.
6. Punya riwayat penyakit diabetes, jantung, lupus, ginjal atau rheumatoid arthritis.

Apa efek pre-eklampsia kepada bayi?

Pre-eklampsia mengakibatkan plasenta tidak cukup menerima pasokan darah yang dapat berdampak bayi dilahirkan dengan berat badan fendah. ini juga yang menjadi biang kerok bayi lahir prenfiatur, bahkan dapat mengakibatkan penyakit lain yang diderita bayi kelak pada pasca kelahirannya seperti epilepsi, cerebral palsy, kesulitan belajar, bermasalah pada pendengaran dan penglihatannya.

Bagaimana cara meminimalkan eklampsia dan pre-eklampsia?

  1. Perhatikan menu makanan sehari-hari, dengan banyak makan sayur, buah dan yang mengandung zat gizi lainnya
  2. Mengurangi asupan garam
  3. Mengukur tensi darah secara teratur
  4. Periksakan kehamilan secara teratur
  5. Siapkan fisik dan mental sebaik-baiknya
  6. Libatkan pasangan agar Anda berdua dapat melalui masa kehamilan sampai saat melahirkan bersama-sama.
BACA:  Selama Kehamilan Perhatikan Konsumsi Makanan Anda

Mengingat menu makanan Asia banyak mengandung karbohidrat (nasi dll), maka sudah selayaknya diimbangi dengan protein, sayur dan buah yang memadai.

Dengan menu makanan sehat berimbang maka ibu dapat terhindar dari preeklampsia dan eklampsia. Meskipun Prof Dr. AH Khomsan, guru besar dari iPB yang juga pakar gizi meragukan kaitan antara makan nasi dengan preeklampsia-eklampsia.

Apa yang akan terjadi pada ibu dan bayinya?

Preeklampsia mehghalangi plasenta (yang menyuplai oksigen dan makanan ke bayi Anda) dari kecukupan asupan aliran darah. Jika plasenta tidak dapat mengaliri cukup darah, maka bayi akan kekurahgan oksigen dan makanan. Inilah yang membuat bayi lahir dengan berat rendah dan akibat lainnya.

Namun sebagian besar wanita yang menderita pre-eklampsia, karena , penanganan yang tepat, dapat melahirkan dengan selamat dan bayinya sehat. Tapi kalau kondisi pre-eklampsia telat ditangani akan berkembang menjadi eklampsia yang membuat ibu pingsan, koma atau bahkan sampai kematian.

Untunglah pre-eklampsia biasanya sudah bisa diketahui segera. Karena setiap buian ibu rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter. Sehingga setiap ada perubahan yang serius, dokter akan segera melakukan tindakan.

Kelainan pada kehamilan seperti ini secara internasional disebut pula Pregnancy Induced Hypertension atau kehamilan yang mengindikasi tekanan darah.

Tanda-tanda pre-eklampsia adalah jika setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu tiba-tiba tekanan darah meningkat sampai 150/1 10 disertai sering pusing dan adanya pembengkakan pada jari-jari tangan, tungkai kaki dan wajah pun membengkak (sembab).

Bagaimanakah cara mengobati Eklampsia dan Pre-eklampsia?

Satu-satunya cara untuk menyembuhkan eklampsia dan pre-eklampsia adalah dengan menyegerakan kelahiran jabang bayi. Namun tidak semua bisa segera dilakukan, karena haus melihat apakah bayi sudah cukup umur atau cukup berat badannya untuk mampu bertahan hidup. P

BACA:  Ibu Hamil Yang Rentan Gizi

ada kasus pre-eklampsia yang tidak terlalu parah (tekanan darah lebih tinggi dari 140/90), yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu, pada wanita yang tidak menderita tekanan darah tinggi sebelumnya, dan atau yang kadar protein pada urinnya rendah dapat dirawat dirumah atau di rumah sakit dengan pengawasan dokter.

Jika bayi belum bisa dilahirkan, maka kondisi Anda akan dipantau terus sampai bayi dapat lahir dengan selamat. Dokter akan menyarankan Anda untuk bedrest di rumah atau di rumah sakit, pengobatan dilanjutkan untuk memperpanjang usia kehamilan dan meningkatkan kesempatan bayi Anda untuk bertahan hidup. Jika saatnya tiba maka Anda akan menerima induksi saat menjelang persalinan.

Perlakuan pada pre-eklampsia yang lebih parah (penglihatan mendadak kabur, napas sesak, sakit pada ulu hati, membahayakan janin, atau ciri dan gejala lain) maka kemungkinan dilakukan tindakan darurat menyegerakan persalinan-demi keselamatan bayi dan ibunya.

Perlakuan dimaksud termasuk diantaranya:

1. Menyuntikkan cairan magnesium untuk mencegah dampak lebih luas akibat pre-eklampsia, dibawah pengawasan ketat dokter yang menangani Anda.
2. Hydralazine atau obat antihypersensitive lain untuk menjaga stabilitas tekanan darah.
3. Memonitor asupan cairan ke tubuh ibu, dibawah pengawasan dokter yang menangani Anda.
4. Bed-rest, disarankan untuk berbaring di bagian kiri tubuh Anda.
5. Banyak minum.
6. Menurunkan rangsangan stres dengan berada di ruangan yang nyaman dan membuat Anda relaks.
7. Meningkatkan asupan makanan mengandung protein tinggi (susu, telur, daging sapi, ikan, daging ayam, protein nabati).