Sebelum bayi dapat berbicara, mereka bergantung pada isyarat non-verbal, terutama ekspresi untuk berkomunikasi. Memberikan dot merupakan cara cepat menghentikan kerewelan bayi. Namun, bagi bayi laki-laki, hal itu mungkin bisa mengganggu pertumbuhan emosional mereka.
Sebelum bayi dapat berbicara, mereka bergantung pada isyarat non-verbal, terutama ekspresi untuk berkomunikasi. Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Basic and Applied Social Psychology, peneliti University of Wisconsin mengevaluasi lebih dari 100 anak-anak.
Mereka menemukan bahwa anak laki-laki berusia enam dan tujuh tahun menggunakan dot buruk dalam mengungkapkan emosi lewat ekspresi wajah saat diabadikan rekaman video.
Mereka juga mewawancarai lebih dari 600 mahasiswa dan menemukan bahwa lelaki usia kuliah yang orang tuanya mengandalkan dot mencatat nilai lebih rendah pada tes mengukur empati dan kemampuan untuk mengevaluasi suasana hati orang lain.
Penggunaan dot pada umumnya adalah topik yang kontroversial. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa setiap puting buatan dapat menghambat bayi menyusui.
Journal of American Family Physician menambahkan bahwa dot dapat mendorong infeksi telinga dan akhirnya menyebabkan masalah gigi. Namun, American Academy of Pediatrics mengatakan akan baik-baik saja selama tidak menawarkannya untuk bayi yang lapar. Mengisap dot selama tidur siang dan malam bahkan dapat mengurangi risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak.